Beranda | Artikel
MEMILIH JAJANAN SEHAT UNTUK ANAK
Selasa, 8 Maret 2022

Saat ini, marak pemberitaan di media massa mengenai produsen makanan dan minuman yang menambahkan berbagai zat tambahan demi menarik perhatian anak dan  tentunya untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Zat tambahan seperti pewarna, pemanis, penyedap rasa, dan pengawet banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman. Padahal, begitu banyak bahaya dan dampak yang bisa diti mbulkan jika dikonsumsi secara berlebihan dan tidak tepat.Tidak heran jika para orangtua khawatir dengan kesehatan buah hati nya yang gemar jajan.

JAJANAN TAK SEHAT MENGINTAI ANAK

Kegemaran anak membeli berbagai macam jajanan nampaknya dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Begitu mudah ditemui jajanan tidak sehat di berbagi tempat, mulai dari kantin sekolah sampai dengan penjaja makanan dan minuman di pinggir jalan. Anak-anak memang cenderung menyukai jajanan yang berwarna mencolok dan memiliki rasa yang gurih atau sangat manis. Padahal, di balik semua itu, ada begitu banyak zat kimia yang mengancam kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Saat ini, banyak produsen makanan dan minuman yang tidak terdaftar, sehingga hasil produksinya masih jauh dari standar kelayakan kesehatan dan keselamatan. Cara mengolah dan mengemasnya pun dilakukan secara tradisional dan tidak memenuhi standar mutu makanan. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak kasus keracunan yang terjadi akibat mengonsumsi jajanan tidak sehat.

WASPADA ZAT TAMBAHAN PADA JAJANAN

Zat tambahan yang sering disalahgunakan pada produksi makanan dan minuman antara lain zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Tentunya yang berbahaya adalah zat tambahan yang tidak alami (sintetis) dan diberikan dalam jumlah berlebihan, seperti misalnya pewarna tekstil rhodamin B dan metanil yellow yang banyak dipakai untuk produksi kerupuk, makanan ringan, kembang gula, sirup, cendol, dan lain sebagainya. Pewarna sintetis ini telah menggeser penggunaan pewarna makanan alami seperti daun suji, kunir, dan tumbuhan alami lainnya. Produsen memilih pewarna sintetis karena jauh lebih murah dan menghasilkan warna mencolok yang lebih disukai anak-anak.

Zat tambahan pada jajanan akan menumpuk dalam tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus. Akibat yang muncul akibat akumulasi zat tambahan dalam jangka panjang antara lain kerusakan pada saluran cerna, hati , jantung, otak, limpa, ginjal, sistem saraf pusat, dan bahkan bisa memicu terjadinya kanker. Sedangkan akibat jangka pendek yang bisa timbul seperti sakit tenggorokan, batuk, mual, muntah, diare, dan pusing.

KENALI BAHAYA ZAT KIMIA PADA JAJANAN

Berikut ini beberapa zat kimia berbahaya yang sering terkandung pada jajanan tidak sehat :

  • Siklamat (pemanis buatan) : bersifat karsinogenik (memicu kanker) dan menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.
  • Sakarin (pemanis buatan) : jika berlebihan akan menyebabkan rasa makanan menjadi pahit, memicu migrain dan sakit kepala, merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih.
  • Penyedap rasa MSG (Monosodium Glutamat) atau vetsin : menyebabkan kerusakan beberapa sel saraf di dalam bagian otak (hypothalamus) bayi, meningkatkan risiko kanker, penyakit ginjal, dan merusak jaringan lemak.
  • Rhodamin B (pewarna tekstil dan kertas): meningkatkan risiko kanker hati dan gangguan pencernaan.
  • Metanil yellow (pewarna tekstil dan cat): meningkatkan risiko kanker.
  • Formalin (pengawet non makanan dan disinfektan) : menyebabkan kerusakan hati , jantung, otak, limpa, dan sistem saraf pusat.
KIAT SEHAT MEMILIH JAJANAN

Perlu kepekaan dan kepedulian dari para orangtua untuk menghindarkan anak dari bahaya jajanan tidak sehat. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhati kan :

  • Hindari jajanan dengan warna yang terlalu mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Berbagai jajanan seperti kerupuk, sirup, cendol yang warnanya terlalu mencolok kemungkinan besar mengandung zat pewarna teksti l yang berbahaya. Zat pewarna makanan alami seperti daun suji dan kunir justru menghasilkan warna makanan yang kurang mencolok dan cenderung lebih pucat dibanding zat pewarna sintetis.
  • Sebelum memberikan jajanan pada anak, cicipi terlebih dahulu. Lidah biasanya peka dengan zat tambahan yang tidak alami karena rasanya yang terlalu gurih, pekat, menggetarkan lidah, dan bahkan menyebabkan gatal pada tenggorokan.
  • Perhati kan tanggal kadaluarsanya. Jika tidak ada, baui aromanya untuk mengetahui apakah jajanan tersebut apek atau tengik. Periksa dengan seksama apakah ada bintik-bintik jamur yang menunjukkan telah ada kontaminasi mikroorganisme. Dan jangan lupa mencicipi untuk mengetahui apakah jajanan tersebut sudah basi atau belum.
  • Jika jajanan dikemas dan dilengkapi dengan daftar komposisi, maka perhatikan apakah ada zat-zat tambahan yang berbahaya bagi kesehatan.
BIASAKAN MEMBAWA BEKAL DARI RUMAH

Orangtua tentu menginginkan buah hati nya tumbuh sehat dan cerdas. Untuk itu, para orangtua akan berusaha menyediakan asupan nutrisi yang bergizi dan berkualitas untuk putra-putrinya. Kebiasaan membekali anak dengan makanan buatan sendiri nampaknya sudah sangat jarang dilakukan orangtua. Kesibukan dan kerepotan menjadi alasan utama, disamping sifat anak yang mudah bosan menjadi faktor dipilihnya jajanan sebagai solusi praktis. Untuk itu, dibutuhkan kreativitas dari para orangtua untuk menyajikan makanan buatan sendiri agar tidak kalah dengan jajanan di luar. Tidak ada salahnya jika para orangtua meluangkan sedikit waktu untuk membuatkan bekal bagi buah hati nya, karena insyaallah lebih terjamin kesehatan dan keamanannya. (dr. Avie Andriyani Ummu Shofiyyah)

Referensi :

  1. Simposium and Workshop “Pediatric Update”,Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan. Bagian Ilmu Kesehatan Anak UNS/RSUD Dr.Moewardi Surakarta, tanggal 26-27 Maret 2011.
  2. Bagian Gizi RS Dr. Cipto Mangunkusumo. Buku “Penuntun Diit” edisi kedua. Tahun 1997. Penerbit PT Gramedia Pustaka utama, Jakarta.

Artikel asli: https://majalahassunnah.net/artikel/memilih-jajanan-sehat-untuk-anak/